Selasa, 15 Desember 2009

Khelasi (Chelation), berasal dari bahasa Yunani chele yang berarti sepit, merujuk kepada tangan kepiting atau kalajengking. Khelasi merupakan suatu proses reversible pembentukan ikatan dari suatu ligan, yang disebut khelator atau agen khelasi, dengan suatu ion logam membentuk suatu komplek metal yang disebut khelat. Tipe ikatan yan terbetuk dapat berupa ikatan kovalen atau ikatan kovalen koordinasi

Terapi khelasi merupakan suatu metoda yang digunakan dalam mengatasi keracunan logam berat seperti merkuri. Dalam metoda ini digunakan senyawa organik tertentu yang dapat mengikat merkuri dan mengeluarkannya dari dalam tubuh manusia. Senyawa tersebut memiliki gugus atom dengan pasangan elektron bebas, elektron tersebut akan digunakan dalam pembentukan ikatan dengan merkuri. Salah satu senyawa organik yang bisa digunakan sebagai khelator adalah dimercaprol, 2,3-dimercaptosuccinic acid (DMSA).

2,3-dimercapto-succinic acid (DMSA) merupakan senyawa organik larut dalam air, yang mengandung dua gugus tiol (-SH). DMSA merupakan khelator yang efektif dan aman digunakan dalam penanganan keracunan logam berat seperti timbal, arsen dan merkuri. Senyawa ini telah digunakan dalam penanganan keracunan merkuri sejak tahun 1950-an di Jepang, Rusia dan Republik Rakyat China, dan sejak tahun 1970-an digunakan di Eropa dan Amerika Serikat.

merkuri_05

Gambar 4. Senyawa 2,3-dimercapto-succinic acid (DMSA)

Senyawa organik yang dikenal juga dengan nama dagang chemet ini merupakan khelator yang efektif dalam penanganan keracunan logam berat seperti timbal, arsen dan merkuri. Serangkaian penelitian menunjukkan bahwa DMSA mampu mengeluarkan 65 % merkuri dari dalam tubuh manusia dalam selang waktu tiga jam (Patrick : 2002)

DMSA relatif aman digunakan sebagai khelator. Pada manusia normal, manusia, yang tidak terkontaminasi merkuri, 90 % DMSA yang diabsorbsi tubuh, diekskresikan melalui urin dalam bentuk disulfida dengan gugus thiol sistein. Sedangkan sisanya berada dalam bentuk bebas atau tanpa ikatan dengan gugus lain.

Dalam upaya mempercepat proses pengeluaran merkuri dalam tubuh manusia, DMSA dapat digunakan bersamaan dengan khelator lain seperti ALA (Alpha Lipoic Acid). DMSA juga dapat digunakan bersamaan dengan anti oksidan, seperti vitamin E dan vitamin C, dalam upaya mengurangi gangguan kesehatan sebagai akibat pembentukan radikal bebas oleh merkuri (Patrick : 2003)


A new study on the surface chemistry of silver-colored, mercury-based dental fillings suggests that the surface forms of mercury may be less toxic than previously thought.

It appears online in ACS' journal Chemical Research in Toxicology.

In the study, Graham George and colleagues note that mercury-based fillings, also called amalgams, have been used by dentists to repair teeth for well-over a century. In recent decades their use has become controversial because of concerns about exposure to potentially toxic mercury. However, mercury can potentially exist in several different chemical forms, each with a different toxicity. Prior to this report, little was known about how the chemical forms of mercury in dental amalgam might change over time.

Using a special X-ray technique, the scientists analyzed the surface of freshly prepared metal fillings and compared these with the surface of aged fillings (about 20 years old) from a dental clinic. Fresh fillings contained metallic mercury, which can be toxic. Aged fillings, however, typically contain a form of mercury, called beta-mercuric sulfide or metacinnabar, which is unlikely to be toxic in the body.

The scientists found that the surfaces of metal fillings seem to lose up to 95 percent of their mercury over time. Loss of potentially toxic mercury from amalgam may be due to evaporation, exposure to some kinds of dental hygiene products, exposure to certain foods, or other factors.

The scientists caution that "human exposure to mercury lost from fillings is still of concern."


source : www.sciencedaily.com

Adakah efek samping? Sebuah studi dari Dartmouth College menemukan, chromium picolinate bisa merusak materi genetik pada sel-sel hewan hamster. Studi lain yang dilakukan oleh Dr. John Vincent dari University of Alabama di Tuscaloosa menemukan, chromium picolinate akan masuk ke dalam sel-sel secara langsung dan tinggal di sana, dan menimbulkan gangguan. Chroium picolinate berinteraksi dengan vitamin C serta antioksidan lain di dalam sel untuk memproduksi bentuk turunan dari chromium yang bisa menyebabkan mutasi DNA, materi genetik. Kombinasi chromium dan picolinate (khsusnya bentuk turunannya) bisa meproduksi komponen berbahaya. Selain itu, picolinate akhirnya akan pecah dan menimbulkan efek yang merugikan.


Chromium Picolinate merupakan chromium generasi baru yang telah dipatenkan dan lebih mudah diserap oleh tubuh. Chromium berperan penting pada metabolisme dan penggunaan karbohidrat, sintesa asam lemak, kolesterol dan protein. Makanan ala modern yang banyak dikonsumsi masyarakat saat ini sangat sedikit kandungan Chromiumnya. Kekurangan Cromium dapat menyebabkan kelelahan, kegelisahan, diabetes, gangguan metabolisme asam amino dan meningkatkan resiko aterosklerosis.

Bagaimana cara kerjanya? Mekanisme kerja chromium picolinate dalam meningkatkan efisiensi insulin masih belum bisa dijelaskan dari hasil penelitian ini. Akan tetapi, ada beberapa yang mengklaim peningkatan efisiensi insulin menyebabkan peningkatan produksi serotonin, yang secara perlahan akan mengurangi selera makan. Ada juga yang menemukan kalau chromium berfungsi mengatur proses produksi lemak dalam tubuh, sehingga mencegah pembentukan lemak berlebih. Satu hipotesis menyatakan kalau chromium picolinate meningkatkan sintesis protein, yang selanjutnya akan menstimulasi pertumbuhan otot. Manfaat Chromium picolinate :

  1. Menjaga keseimbangan kadar gula darah dan meningkatkan efisiensi kerja insulin.
  2. Chromium sering disebut sebagai “Glucose Tolerance Factor” (faktor pengendali kadar gula darah) dibutuhkan pada proses pengolahan glukosa menjadi energi.
  3. Membantu menurunkan berat badan dengan cara membakar lemak menjadi energi.
  4. Menurunkan kolesterol dan trigliserid sehingga dapat menjaga kesehatan jantung.
  5. Meningkatkan massa otot sehingga dapat membentuk otot yang ideal.
  6. Membantu sintesa kolesterol, lemak dan protein serta meningkatkan jaringan otot.

Suplementasi membantu Anda untuk membantu metabolisme tubuh. Bagi para penderita diabetes, suplementasi ditujukan untuk membantu metabolisme karbohidrat dan lemak dengan lebih baik. Suplementasi dengan Chromium Picolinate mampu meningkatkan sensitifitas insulin tubuh sehingga membantu mencerna gula atau karbohidrat dengan lebih baik yang mutlak diperlukan bagi penderita diabetes. Selain itu Chromium Picolinate berguna untuk mengurangi rasa lapar dan nafsu makan.

Membantu Sensitifitas Insulin

Salah satu permasalahan utama pada penderita diabetes adalah kurangnya sensitifitas insulin, sehingga insulin tidak bekerja dengan baik. Suplementasi Chromium Picolinate mampu memperbaiki kinerja insulin dalam tubuh sehingga dapat mengontrol gula darah dengan lebih baik.

Kromium termasuk logam mineral yang jumlahnya sedikit, baik dalam makanan maupun pada tubuh manusia, tetapi sangat penting bagi kesehatan. Nutrien ini tergolong essential trace mineral (mineral penting yang dibutuhkan dalam jumlah kecil) karena tidak dapat diproduksi oleh tubuh sehingga harus dipasok dari makanan sehari-hari. Karena sedikitnya kebutuhan kromium ini hingga sering tak diperhitungkan padahal zat ini sangat diperlukan bagi hampir semua jaringan tubuh manusia, termasuk kulit, otak, otot, limpa, ginjal dan testis.
Kromium berasal dari bebatuan dalam perut bumi dan hanya tumbuh-tumbuhan yang bisa langsung menyerap mineral dari tanah. Kandungan kromium yang ada dalam tanah di mana tumbuhan tumbuh menentukan kadar zat itu. Cukup konsumsi “makanan hidup” seperti buah-buahan segar dan sayuran dan makanan alami lainnya setiap hari dapat menghindari resiko kekurangan kromium. Tetapi karena banyaknya penggunaan zat-zat kimia dan pengoalahan yang berlebihan menyebabkan jumlah kromium berkurang, sehingga kebutuhan ini perlu dibantu dengan mengkonsumsi suplemennya.
Sumber kromium bisa didapatkan dari wholegrains (beras merah, raw oats, kedelai,dsb), buah dan sayuran segar, kentang, ikan laut, jamur reishishiitake, dan kuning telur (jangan berlebihan).
atau Kromium berperan untuk mengendalikan metabolisme insulin dalam tubuh, sehingga faktor pengendali kadar gula darah (glucose tolerance factor / GTF). Dengan adanya kromium ini pemanfaatan insulin tubuh lebih efisien dan keseimbangan kadar gula darah terjaga. Kromium juga membantu proses pencernaan protein dan lemak. Penelitian membuktikan bahwa kromium dapat menurunkan kadar trigliserid dan kelebihan total kolesterol darah, sekaligus memperbaiki rasio LDL (kolesterol ‘jahat’) dan HDL (kolesterol ‘baik’).
Sejumlah penelitian di Amerika memperlihatkan pemberian suplemen kromium dengan dosis 2 mg per hari dapat menurunkan kadar kolesterol 15 persen. Selain itu juga menunjukkan bahwa kromium dapat memperbaiki kadar kolesterol dalam darah, mengurangi pengapuran (pembentukan plak) dalam pembuluh darah.
Suplemen kromium umumnya digunakan dalam terapi penyakit yang berkaitan dengan gangguan penyerapan dan metabolisasi gula darah seperti hipoglikemia (tekanan gula darah terlalu rendah) dan diabetes militus. Bagi pengidap resistensi insulin dapat mencegah resiko penyakit diabetes. Lonjakan gula darah yang tak terkendali diketahui dapat mengurangi produksi seretonin (hormon yang mengendalikan emosi, rasa sakit, pola makan) di otak. Kromium dapat mengatasi sakit kepala dan sejumlah gangguan emosi akibat hipoglikemia.
Penyerapan kromium oleh tubuh cenderung lamban, tetapi keluarnya dari tubuh malah sebaliknya, sangat mudah. Karena itu resiko kelebihan atau keracunan jarang terjadi.walaupun belum ada angka resmi kecukupan kromium, tetapi kemampuan tubuh menyerap kromium hanya 2 % sehingga sedikitnya diperlukan 100-200 mcg kromium per hari dari makanan. Anak-anak hanya perlu sedikit dari jumlah tersebut.
Kebanyakan suplemen dijual dalam bentuk dosis 200 mcg, berupa kapsul, softgel, tablet atau cairan. Dosis tersebut merupakan dosis maksimalyang cukup aman. Dapat digunakan untuk kesehatan umum atau bagian terapi penurunan berat badan, juga terapi hipoglikemia (tekanan gula darah terlalu rendah).

Kromium harus dikonsumsi bersama makanan atau segelas penuh air atau jus buah. Jika dikonsumsi dengan perut kosong dapat mengakibatkan iritasi pada lambung. Kromium lebih mudah diserap dengan suplemen vitamin C atau makanan yang kaya vitamin C. Hindari konsumsi kalsium karbonat atau antacid (obat maag) pada saat yang bersamaan karena dapat menurunkan kualitas penyerapan kromium. Kebanyakan kromium dijual sebagai chromium picolinate atau polynicotinate.
Untuk penderita diabetes sebaiknya konsultasi dulu dengan dokter sebelum memutuskan memakai suplemen kromium, karena dapat mengubah kebutuhan akan insulin dan berbagai obat penyakit diabetes lainnya.

Rabu, 09 Desember 2009

Berikut adalah kandungan bahan-bahan kimia dalam coca-cola

1. Air terkarbonasi

2. Zat pewarna (Karamel dan atau sulfit amonia karamel)

3. kafein

4. Asam fosfat

5. Kalium benzoat

6. Kalium sitrat

7. Natrium benzoat

8. Natrium sitrat

9. Natrium siklamat

10. Perasa

Khasiat coca-cola

1. Membersihkan kabut dari kaca mobil : tuangkan Coca-Cola pada kaca mobil lalu keringkan dengan kain yang bersih dan kering

2. Melarutkan kalsium : masukkan tulang dan rendam dalam wadah tertutup, biarkan beberapa hari (2-10 hari), maka tulang akan melarut (hilang)

3. Untuk menghilangkan titik-titik karat dari bumper /chrome mobil: celupkan alumunium foil dalam Coca-Cola, rendam beberapa waktu lalu gosokkan bumper

4. Untuk membersihkan korosi dari terminal aki mobil : Tuangkan sekaleng Coca-Cola di atas terminal aki untuk membersihkan korosi.

5. Menghilangkan minyak dan lemak dalam pakaian : rendam sekaleng Coca-Cola ke dalam tumpukan cucian yang bernoda lemak, tambahkan detergen lalu cuci seperti biasa

6. Untuk membersihkan karburator mobil : Campur sekaleng Coca-Cola ke dalam karburator. Panaskan mesin 15-30 menit. Dinginkan mesin, setelah itu buang air karburator. Anda akan melihat karat yang rontok bersama air tersebut.

7. Melonggarkan baut berkarat : ambil kain yang telah direndam dalam Coca-Cola kemudian gosokkan.

8. Pembasmi serangga perusak : Di daerah Andhra Pradesh dan Chattisgarh, India, para peladang menggunakan coca-cola untuk membunuh serangga yang menyerang lading kapas dan cabai

9. Untuk membersihkan toilet : Tuangkan sekaleng Coca-Cola ke Dalam toilet. Tunggu sejam, kemudian siram sampai bersih. Asam sitric dalam Coca-Cola menghilangkan noda-noda dari keramik

PH rata-rata dari soft drink, Coca-Cola & Pepsi adalah 3.4. Tingkat keasaman ini cukup kuat untuk melarutkan gigi dan tulang. Tubuh kita berhenti menumbuhkan tulang pada usia sekitar 30th. Setelah itu tulang akan larut setiap tahun melalui urine tergantung dari tingkat keasaman makanan yang masuk. Semua Calcium yg larut berkumpul di dalam arteri, urat nadi, kulit, urat daging dan organ, yang mempengaruhi fungsi ginjal dalam membantu pembentukan batu ginjal.

Soft drinks tidak punya nilai gizi (dalam hal vitamin dan mineral). Kandungan gula lebih tinggi, lebih asam, dan banyak zat aditif seperti pengawet dan pewarna.

Tubuh kita mempunyai suhu optimum 370C supaya enzim pencernaan berfungsi. Sementara orang suka meminum soft drink dingin setelah makan. Suhu dari soft drink dingin, jauh di bawah 370C, terkadang mendekati 0. Hal ini mengurangi keefektivan dari enzim dan memberi tekanan pada sistem pencernaan kita, sehingga tubuh mencerna lebih sedikit makanan.

Bahan makanan yang tidak dicerna mengalami fermentasi. Makanan yang difermentasi menghasilkan bau, gas, sisa busuk dan racun, yang diserap oleh usus, diedarkan oleh darah ke seluruh tubuh. Penyebaran racun ini mengakibatkan pembentukan macam-macam penyakit.

Bayangkan apa yang soft drink lakukan pada usus dan lapisan perut kita yang halus?

Jelas udah pada tau dengan yang namanya Stainless Steel kan? Di sekeliling kita pun banyak ditemukan alat-alat yang terbuat dari Stainless Steel ini, contohnya aja gunting, sendok,.. Nah,simak deh wacana berikut yang membuat mengapa Stainless Steel tidak berkarat.

Stainless steel dapat bertahan dari serangan karat berkat interaksi bahan-bahan campurannya dengan alam. Stainless steel terdiri dari besi, krom, mangan, silikon, karbon dan seringkali nikel dan molibdenum dalam jumlah yang cukup banyak.

Elemen-elemen ini bereaksi dengan oksigen yang ada di air dan udara membentuk sebuah lapisan yang sangat tipis dan stabil yang mengandung produk dari proses karat/korosi yaitu metal oksida dan hidroksida. Krom, bereaksi dengan oksigen, memegang peranan penting dalam pembentukan lapisan korosi ini. Pada kenyataannya, semua stainless steel mengandung paling sedikit 10% krom.

Keberadaan lapisan korosi yang tipis ini mencegah proses korosi berikutnya dengan berlaku sebagai tembok yang menghalangi oksigen dan air bersentuhan dengan permukaan logam. Hanya beberapa lapisan atom saja cukup untuk mengurangi kecepatan proses karat selambat mungkin karena lapisan korosi tersebut terbentuk dengan sangat rapat. Lapisan korosi ini lebih tipis dari panjang gelombang cahaya sehingga tidak mungkin untuk melihatnya tanpa bantuan instrumen moderen.

Besi biasa, berbeda dengan stainless steel, permukaannya tidak dilindungi apapun sehingga mudah bereaksi dengan oksigen dan membentuk lapisan Fe2O3 atau hidroksida yang terus menerus bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Lapisan korosi ini makin lama makin menebal dan kita kenal sebagai ‘karat’. Stainless steel, dapat bertahan (‘stainless’ atau ‘tidak bernoda’) justru karena dilindungi oleh lapisan karat dalam skala atomik.




Ketika kaki atlete terkilir dalam sebuah latihan olahraga, seseorang segera pergi ke apotik untuk membeli sesuatu yang disebut Cold Pack. Mereka memijit kemudian mengocok isinya dan dalam sekejap menjadi dingin sekali untuk mengompresnya. Apa yang ada di dalam kemasan itu sehingga dapat melakukan kompres dingin dengan cepat?

Cold pack berisi kristal-kristal ammonium nitrat dan sekantung air di wadah yang mudah pecah. Ketika bungkusan itu di pijit, kantung air di dalamnya pecah dan sedikit mengocok kemasannya ammonium nitrat larut dalam air.

Ketika suatu bahan kimia larut dalam air, ada dua kemungkinan, bahan itu menyerap panas-membuat air menjadi dingin-atau menyumbang panas-membuat air menjadi panas. Ammonium nitrat adalah salah satu bahan dapat larut yang menyerap panas. Bahan itu langsung mengambil panas dari air dan menjadikannya dingin. Dan pendinginan yang terjadi tidak main-main. Cold pack dapat menghasilkan temperature beku air.

Karena dokter menggunakan kompres dingin dan kompres panas secara bergantian guna mengurangi rasa sakit, maka selain cold pack industry kesehatan juga menyediakan hot pack untuk kompres panas. Hot pack berisi salah satu bahan kimia yang melepaskan panas ketika terlarut dalam air, biasanya kristal kalsium klorida atau magnesium sulfat.

Tapi mengapa suatu bahan kimia menyerap atau melepaskan panas dalam proses sederhana seperti melarut dalam air? Bukan kah di rumah kita hampir selalu melarutkan kristal-kristal dua bahan kimia biasa, seperti garam-gula dalam air, namun sebagai contoh kita tidak pernah melihat gula membuat kopi panas kita menjadi dingin, atau menjadikan es panas. Faktanya adalah bahwa garam dan gula terkena pengecualian.

Ketika suatu bahan kimia larut dalam air, yang terjadi adalah sebuah proses dua tahap, pertama, struktur kimia yang padat dan berwujud kristal mengurai, dan selanjutnya sebuah reaksi terjadi antara air dan bahan kimia yang telah terurai. Tahap pertama di barengi efek pendinginan, sedangkan tahap kedua dibarengi efek pemanasan.

Jika tahap pertama yang menghasilkan dingin lebih lama dibandingkan tahap kedua yang menghadilkan panas, seperti dalam kasus ammonium nitrat, efek keseluruhan yang terjadi adalah pendinginan. Jika kebalikannya yang terjadi seperti pada pelarutan kalsium klorida dan magnesium sulfat, efek keseluruhan adalah pemanasan. Dalam kasus garam dan gula, kedua tahapan tadi kurang lebih sama, sehingga masing-masing saling meniadakan yang lainnya, akibatnya perubahan temperature sedikit sekali.

Berikut ini yang terjadi selama proses dua tahap pelarutan kristal padat dalam air.

Sebuah kristal adalah sebuah tatanan geometric partikel tiga dimensi yang kaku. Partikel-partikel itu mungkin atom, ion (atom bermuatan) atau molekul, tergantung pada zat yang dibicarakan, kita cukup mereka partikel.

Tahap 1, partikel-partikel mula-mula harus dilepaskan dari posisi kaku mereka dalam kristal agar dapat mengabut dengan bebas dalam air. Proses memecahkan struktur kaku ini memerlukan energy, sebagaimana orang memerlukan tenaga untuk memecahkan sebuah tembok dengan palu. Dengan demikian, selama prose melepaskan struktur kristal energy panas yang harus dipinjam dari air, maka air menjadi lebih sejuk.

Tahap 2, partikel-partikel yang telah bebas tidak hanya berenang di antara mereka sendiri. Mereka saling tertarik untuk bersekutu dengan molekul-molekul air. Andaikata tidak sedemikian, mereka tidak akan tarik untuk larut dalam air. Maka segera setelah gula dalam minuman, mereka betul-betul seperti dikeroyok oleh molekul-molekul air, yang bergegas mengerubuti mereka seperti magnet-magnet (atau molekul-molekul) tertarik kepada sesuatu, mereka mengeluarkan energy untuk bergegas menuju sasaran. Energu ini membuat air menjadi panas.

Sekarang tinggal mana yang lebih berkuasa, efek pendinginan akibat terutama teruarainya padatan atau efek penghangatan akibat ketertarikan molekul-molekul air. Jika pendinginan lebih besar, efek bersihnya adalah air menjadi lebih dingin ketika padatan terlarut. Itu yang terjadi dengan ammonium nitrat. Jika penghangatan lebih besar, efek bersihnya air menjadi lebih hangat ketika padatan terlarut. Itu yang terjadi dengan kalsium klorida dan magnesium sulfat.

Bagaimana dengan garam dan gula? Kebetulan sekali kedua efek di atas sama dan saling meniadakan, maka praktis tidak ada efek pendinginan atau penghangatan ketika garam atau gula dilarutkan ke dalam air (Sesungguhnya, garam atau natrium klorida membuat air lebih sejuk ketika terlarut, tetapi perubahan tersebut sedikit sekali).

Bila penasaran, coba deh suatu percobaan ini, ammonium nitrat adalah bahan yang lazim digunakan untuk pupuk, sedangkan kalsium klorida lazim digunakan untuk pengering, maka dijual untuk mengeringkan lemari atau ruang bawah tanah yang lembab. Anda mungkin mempunyai bahan kimia tersebut dirumah atau di ladang. Aduk ammonium nitrat dalam air, maka air akan menjadi sangat dingin (Jangan menutup atau mengocoknya, panas dapat membuat cairannya memercik). Untuk percobaan ini Anda cukup memakainya beberapa sendok makan padatan tersebut dalam segelas air.

sumber : www.chem-is-try.com



Ilmuwan dalam bidang material di Universitas Washington St. Louis telah mengembangkan sebuah teknik agar katalis fuel cell bimetalik bekerja lebih efisien, lebih cepat, serta dua hingga lima kali lebih efektif dibandingkan dengan katalis komersial yang ada saat ini. Teknik baru ini memungkinkan teknologi fuel cell jadi lebih murah, sehingga dapat diterapkan dan dipergunakan di masa datang, selain itu dapat memberikan solusi untuk mencari sumber energi alternatif yang lebih bersih untuk dunia.

Younan Xia, Ph.D yang juga merupakan Profesor James M. McKelvey (sebutan professor sebagai penghargan yang diberikan untuk rektor oleh komunitas CMI di Amerika) dalam bidang Teknik Biomedis di Universitas Washington memimpin sejumlah peneliti di Universitas yang sama dan peneliti di laboratorium Nasional Brookhaven untuk mengembangkan katalis bimetal dendrite dengan inti Paladium dan dendrite berupa Platinum dengan panjang berkisar antara 7 dan 9 nanometer.

Dendrite merupakan mineral/logam yang mengkristal pada mineral atau logam yang lain membentuk cabang-cabang sehingga berbentuk seperti pohon. Jadi logam utamanya sebagai inti merubakan batang pohon sedangkan cabang-cabangnya merupakan logam lain, oleh sebab itulah disebut sebagai katalis bimetal. Sebagai inti Xia menggunakan logam Paladium dan dendritenya berupa logam Platinum.

Para peneliti tersebut mensintesis katalis bimetal dendrite Pd-Pt dengan cara mereduksi larutan K2PtCl4 dengan L-asam askorbat (vitamin C) dengan kehadiran kristal nano Paladium dalam berbagai bentuk. Hasil dendrite Pd-Pt memiliki luas permukaan yang sangat besar sehingga hal ini sangat bernilai untuk sejumlah aplikasi lain selain untuk fuel cell, disamping itu katalis bimetal dendrite Pd-Pt ini sangat kuat dan stabil.

Xia melakukan test katalisnya tersebut untuk mereduksi oksigen di fuel cell untuk menentukan berapa jumlah arus listrik yang dihasilkan pada katode fuel cell. Hasil yang diperoleh menyatakan bahwa katalist bimetal nanodendritenya pada suhu kamar dua setengah kali lebih efektif dan lima kali lebih aktif dibandingkan dengan katalis komersial yang lain, sedangkan pada suhu 60 0C yaitu suhu rata-rata fuel cell beroperasi hasilnya hampir memenuhi target yang telah dicanangkan oleh Departemen Energi USA.

Departemen Energi USA menyatakan bahwa untuk kesuksesan penggunaan fuel cell secara komersial maka ukuran katalis platinum yang ada di fuel cell harus dikurangi hingga 4 kali hal ini bertujuan mengurangi biaya pembuatan fuel cell, mengingat mahalnya dan keterbatasan suplai Platinum di dunia. Dan teknik yang digunakan oleh para peneliti di Universitas Washington diperkirakan menjadi solusi hal tersebut.

“Ada dua cara untuk membuat katalis lebih efektif”, kata Xia. “Pertama adalah mengontrol ukuran, membuatnya lebih kecil, dimana hal ini akan membuat katalis memiliki area yang luas dengan jumlah masa yang lebih sedikit. Yang kedua adalah mengatur posisi atom di permukaan katalis”. Dengan teknik ini kami melakukan keduanya. Anda dapat memiliki pengaturan heksagonal atau segiempat pada permukaan katalis, tapi kami lebih memilih pengaturan heksagonal dikarenakan semua orang tahu bahwa pengaturan heksagonal jauh lebih baik untuk mereduksi oksigen.

Kami sangat senang dengan teknik ini, dan juga dengan performa katalis baru ini. Xia menyatakan bahwa “seeded growth” menjadi teknik yang sangat bagus untuk mengontrol bentuk dan komposisi katalis nano yang disintesis dalam larutan. Dan teknik ini menjadi teknik yang membuat Xia dan teamnya meperoleh bentuk katalis yang khusus.

“Apabila Anda bekerja dengan ukuran atom, maka atom-atom akan cenderung teragregasi sehingga mengurangi luas area”, kata Xia. “Kunci dari teknik kami adalah kemampuan untuk menjaga masing-masing cabang dendrite Platinum tetap, dan tidak bertendensi untuk teragregasi, kami juga dapat memastikan pengaturan atom Platinum dalam setiap cabang sehingga meningkatkan aktifitas katalis yang dihasilkan”.

Xia dan teamnya telah mengeksplorasi kemungkinan penambahan logam mulia seperti logam emas pada katalis bimetal tersebut, sehingga nantinya akan dihasilkan katalis trimetalik. Seperti yang telah kita ketahui bahwa emas memiliki kemampuan untuk mengoksidasi karbon monoksida, membuatnya menjadi katalis yang lebih baik untuk mengoksidasi CO sebagai hasil samping pembakaran bahan bakar yang berbahaya. “Emas akan membuat katalis lebih stabil, lebih tahan lama, dan kuat-memberikan katalis ke tingkat yang lebih terkontrol”, kata Xia.

Referensi:
http://www.sciencedaily.com/releases/2009/05/090514153022.htm
http://www.sciencemag.org/cgi/content/abstract/324/5932/1302
http://www.thefreedictionary.com/Dendrites